O SEGUNDO MUNDO Refere-se dos antig

O SEGUNDO MUNDO

Refere-se dos antigos países socialistas, os países industrializados (formalmente o bloco oriental), a maior parte do território e influência veio da União Soviética. Após a segunda guerra mundial, havia dezenove estado comunista, e após a queda da União Soviética, apenas cinco permaneceu um socialista de estado, ou seja: China, Cuba, Laos, Coreia do Norte e o Vietname. Juntamente com o termo "primeiro mundo" e "terceiro mundo", esses termos foram usados para dividir a nação da terra em três grandes categorias. Em outras palavras, o conceito de "segundo mundo" é por causa da guerra fria, e estes termos tenham recolhido em grande parte do seu uso desde a revolução de 1989, embora ainda é usado para descrever os países que estão entre a pobreza e a prosperidade, muita da qual agora é um países capitalistas. Além disso, o verdadeiro significado do termo "mundo primeiro", "segundo mundo" e "terceiro mundo" mudaram de ser baseado na ideologia política para a definição da economia do país. A teoria dos três mundos tem sido criticada por votos e designação de relatividade obsoleta para o número de passe (1, 2, 3) e sociólogos ter cunhado o termo "Avançar", "desenvolver" e "retardado" como um termo substituto para teoria de estratificação global dos três mundos, no entanto, ainda são populares na literatura contemporânea e os meios de comunicação. Também pode causar variações na semântica entre o termo que descreve uma entidade política da área e seu povo.

Results (Indonesian) 1:

DUNIA YANG KEDUA Merujuk kepada negara-negara sosialis mantan, negara-negara industri (resmi blok Timur), sebagian besar wilayah dan pengaruh datang dari Uni Soviet. Setelah perang dunia kedua, terdapat sembilan belas negara komunis, dan setelah runtuhnya Uni Soviet, hanya lima tetap sosialis negara, yaitu: Cina, Kuba, Laos, Korea Utara dan Vietnam. Istilah "pertama dunia" dan "negara ketiga", istilah ini digunakan untuk membagi bangsa di bumi ke dalam tiga kategori. Dengan kata lain, konsep "dunia kedua" adalah karena perang dingin, dan istilah-istilah ini telah runtuh sebagian besar dari penggunaannya sejak revolusi 1989, meskipun hal ini masih digunakan untuk menggambarkan negara antara kemiskinan dan kesejahteraan, banyak yang kini negara-negara kapitalis. Selain itu, makna sebenarnya dari istilah "dunia pertama", "dunia kedua" dan "negara ketiga" berubah berdasarkan ideologi politik untuk definisi perekonomian negara. Teori tiga dunia telah dikritik karena suara dan relativitas usang sebutan untuk nomor tiket (1, 2, 3) dan sosiolog telah menciptakan istilah "Bergerak", "Mengembangkan" dan "menghambat" sebagai istilah pengganti untuk teori stratifikasi three worlds, namun, masih populer di kontemporer sastra dan media. Dapat juga menyebabkan variasi dalam semantik antara istilah menjelaskan entitas politik daerah dan rakyatnya.

Results (Indonesian) 2:

KEDUA DUNIA Mengacu pada mantan negara-negara sosialis, negara-negara industri (sebelumnya Blok Timur), sebagian besar wilayah dan pengaruh datang dari Uni Soviet. Setelah Perang Dunia II, ada sembilan belas negara komunis, dan setelah jatuhnya Uni Soviet, hanya lima tetap menjadi negara sosialis, yaitu: China, Kuba, Laos, Korea Utara dan Vietnam. Seiring dengan istilah "dunia pertama" dan "dunia ketiga", istilah ini telah digunakan untuk membagi tanah bangsa menjadi tiga kategori besar. Dengan kata lain, konsep "dunia kedua" adalah karena Perang Dingin, dan istilah-istilah ini telah diambil pada banyak penggunaannya sejak 1989 revolusi, meskipun masih digunakan untuk menggambarkan negara-negara yang antara kemiskinan dan kemakmuran, banyak yang sekarang menjadi negara kapitalis. Selain itu, makna sebenarnya dari istilah "dunia pertama", "dunia kedua" dan "dunia ketiga" berubah harus didasarkan pada ideologi politik dalam menentukan perekonomian negara. Teori tiga dunia telah dikritik karena penilaian dan pengangkatan relativitas usang dengan jumlah melewati (1, 2, 3) dan sosiolog telah menciptakan istilah "Next", "berkembang" dan "terbelakang" sebagai istilah pengganti teori stratifikasi global tiga dunia, namun, masih populer dalam literatur kontemporer dan media. Hal ini juga dapat mengganggu semantik istilah yang menggambarkan sebuah entitas politik daerah dan rakyatnya.